Hello everyone. Kembali lagi
bersama saya Dian Octavia Hapsari dalam tongkrongannya anak kece :D. Lama ga
nulis sesuatu disini, sampe-sampe udah banyak sarang laba-laba disini xD. Oke,
chaoo. Disini aku mau ngebahas soal kata “solidaritas” tapi disini sebatas
menurut kacamata aku sendiri ya, karena akhir-akhir ini kata ini sedang booming
dalam sekolahku.
Solidaritas, menurut KBBI adalah sifat (perasaan) solider; sifat satu rasa (senasib dsb); perasaan setia kawan: --antara sesama anggota sangat diperlukan
Dari pengertian tersebut
aku jadi bisa membuat kesimpulan. Solidaritas itu dibutuhkan dalam satu kelompok.
Solidaritas ini akan mengacu pada kesetiaan atau bahasa kerennya tuh loyal.
Solidaritas itu dibutuhkan sebagai salah satu tolak ukur kesetiaan kita
terhadap individu maupun kelompok.
Dalam Pramuka *jadi disini
aku ikut organisasi kepramukaan disekolah, karena disekolahku ekstrakurikuler
pramuka itu jadi ekskul wajib dan menjadi favorit siswa-siswinya* dikenal
istilah ‘korsa’ yang bermaksud kita itu harus bersama-sama dalam keaadaan
apapun itu. Susah kita jalani sama-sama, senang kita sama-sama, laper,
kenyang pokoknya harus dilaluin bareng-bareng. Indah kan J
Kembali
pada solidaritas. Solidaritas itu sebenernya bisa tumbuh karena kemauan (diri
sendiri) ataupun dengan adanya sosialisasi ataupun ajakan.Tapi kembali pada
diri kita sendiri, kalau toh kita emang mau dianggap setia rasa solidaritas itu
akan muncul dari kemauan dan hati kita
yang akan berbicara.
Solidaritas
juga bisa kita gunakan sebagai tolak ukur seberapa besar rasa kepemilikan kita
terhadap individu maupun kelompok. Semakin besar rasa solidaritas yang kita
tunjukan terhadap suatu kelompok/individu tersebut maka semakin besar pula rasa
memiliki yang kita tunjukan terhadap inidividu/kelompok tersebut.
Dari
beberapa ulasan diatas, perlu diketahui bahwa kita harus memiliki rasa
solidaritas untuk menunjukan rasa bangga dan memiliki. Solidaritas memang
diperlukan, namun perlu ditanamkan bahwa solidaritas itu didasarkan bukan hanya
pada rasa kekeluargaan tapi kita juga harus melihat sikon yang ada.
Terkadang,
solidaritas juga disalah-artikan oleh beberapa oknum terkait. Solidaritas
kadang dijadikan alasan untuk berbuat hal yang merugikan kelompok. Sebagai
contoh, pendukung salah satu klub sepak bola ditanah air karena timnya kena
kartu merah atupun diskualifikasi karena pelanggaran maka dia melakukan
serangkaian pemberontakan berupa hal-hal yang sebernarnya sangatlah salah untuk
dilakukan. Dan, pada akhirnya, semua itu membawa ‘solidaritas’ sebagai alasan
pemberontakan tersebut.
Memang,
solidaritas itu perlu adanya, namun sebelumnya kita seharusnya juga harus
berfikir, apakah yang kita lakukan dengan atas nama ‘solidaritas’ ini tetap
kita lakukan. Jangan sampai hanya karena solidaritas, kita merugikan sebagian
orang atau kelompok untuk melakukan hal-hal yang merugikan yang seharusnya
tidak perlu dilakukan.
Solidaritas
bisa kita tunjukan dengan benar dan juga bermanfaat, asalkan sesuatu yang kita
dukung atau perjuangkan tersebut adalah memang benar dan memang seharusnya kita
perjuangkan. Solidaritas kita tunjukan sebagai suatu dukungan yang positif
untuk hal-hal yang memang sudah seharusnya kita berikan dukungan sebagai salah
satu bentuk simpati dan juga kepedulian kita. Sekali lagi solidaritas itu
perlu, namun janganlah berlebihan J